Dalam deretan grup musik yang pernah menghiasi industri hiburan Tanah Air, nama Dewa 19 selalu berdiri di jajaran teratas. Dibentuk di Surabaya pada tahun 1986 dan secara resmi aktif sejak 1992, band ini telah mencetak sejarah sebagai salah satu grup musik paling berpengaruh di Indonesia. Dengan deretan lagu ikonik, formasi musisi berbakat, serta loyalitas penggemar yang luar biasa, Dewa 19 menjadi simbol kekuatan musik pop rock dalam menyatukan lintas generasi.
Awal Mula dan Perjalanan Awal

Dewa 19 didirikan oleh empat pemuda Surabaya: Ahmad Dhani (keyboard/vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum), dan Andra Ramadhan (gitar). Nama “Dewa” diambil dari huruf depan nama para personel awal, sedangkan angka “19” merujuk pada usia mereka saat membentuk band tersebut.
Tahun 1992 menjadi tonggak penting dalam karier, dengan rilisnya album debut self-titled. Lagu seperti “Kangen” dan “Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi” langsung melejit dan mendefinisikan era baru dalam musik pop rock Indonesia. Album ini sukses besar dan membawa band tersebut ke panggung nasional.
Era Kejayaan dan Album Legendaris

Dewa 19 mengalami puncak popularitas pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Album Pandawa Lima (1997) dan Bintang Lima (2000) menjadi mahakarya yang mencetak jutaan kopi dan mendapatkan berbagai penghargaan. Lagu-lagu seperti “Risalah Hati”, “Roman Picisan”, “Separuh Nafas”, dan “Pupus” menjadi anthem cinta generasi muda saat itu.
Salah satu kekuatan grup band ini adalah komposisi lirik Ahmad Dhani yang puitis dan dalam, serta aransemen musik yang progresif. Mereka mampu menyatukan unsur rock, pop, funk, bahkan klasik ke dalam satu identitas musikal yang khas.
Kolaborasi Vokalis yang Mewarnai Perjalanan
Sepanjang perjalanan, mengalami beberapa pergantian vokalis, termasuk Ari Lasso, Once Mekel, dan Virzha. Masing-masing membawa warna tersendiri:
- Ari Lasso: Suara serak nan emosional mewarnai masa awal kebangkitan Dewa.
- Once Mekel: Warna vokal yang powerful dan dramatis mengangkat era Bintang Lima.
- Virzha: Menjadi vokalis tambahan era reuni, menghadirkan nuansa modern dengan tetap menghormati akar musikal band.
Reuni dan Kebangkitan Baru
Setelah sempat vakum akibat konflik internal dan kesibukan personel, melakukan reuni spektakuler pada tahun 2022. Mereka menggelar konser besar bertajuk A Night at The Orchestra dan 30 Years of Dewa 19 yang disambut antusiasme luar biasa dari Baladewa sebutan untuk fans setia Dewa 19.
Reuni ini juga menandai keterlibatan dua vokalis sekaligus dalam satu panggung: Ari Lasso dan Once Mekel. Ditambah Virzha dan Ello yang juga turut tampil dalam beberapa konser. Format multi-vokalis ini memberi pengalaman musikal yang unik dan memperkuat posisi band ini sebagai band lintas generasi.
Warisan Budaya Pop dan Pengaruh Musik
Tidak hanya dikenal sebagai band sukses secara komersial, Dewa 19 juga memberi pengaruh besar terhadap dunia musik Tanah Air. Banyak musisi muda mengaku terinspirasi oleh musik mereka. Lirik-lirik puitis dan aransemen progresif menjadi benchmark kualitas dalam bermusik.
Ahmad Dhani sebagai otak kreatif band juga dikenal vokal dalam berbagai isu sosial dan budaya. Hal ini menempatkan bukan hanya sebagai band hiburan, tetapi juga sebagai ikon budaya populer Indonesia.
Digitalisasi dan Kejayaan di Era Streaming
Masuk ke era digital, berhasil mempertahankan eksistensi mereka. Lagu-lagu lama mereka kembali viral di TikTok dan platform streaming seperti Spotify dan YouTube. Kolaborasi dengan musisi muda dan konser live streaming semakin memperluas jangkauan penggemar mereka, termasuk dari kalangan Gen Z.
Karya Legendaris Sebagai Musisi Band
Dewa 19 adalah lebih dari sekadar grup band. Mereka adalah fenomena budaya. Dari masa keemasan era kaset dan CD hingga dominasi digital sekarang, band ini tetap relevan dan dicintai. Lagu-lagu mereka menjadi soundtrack kehidupan, dari patah hati hingga perjuangan, dari masa remaja hingga dewasa.
Warisan band ini adalah musik yang jujur, lirik yang menyentuh, dan semangat untuk terus berkarya. Di tengah dunia yang cepat berubah, Dewa 19 hadir sebagai jangkar emosional bagi jutaan pendengarnya dan tampaknya, mereka belum akan berhenti dalam waktu dekat.